Sedangkan
didalam lingkungan kerja ada 2 sisi yang mempengaruhi kepuasan kerja tersebut
(Timmreck, 2001)
:
1.
Hubungan personal individu terhadap
lingkungan kerja
Pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab keseharian adalah mungkin pekerjaan mudah dan
menyenangkan namun apabila karyawan tidak mendapatkan perlakuan yang
menyenangkan maka akan muncul ketidakpuasan tetapi sebaliknya walaupun
pekerjaan itu merupakan pekerjaan yang berat dan membosankan namun bila
karyawan diperlakukan dengan baik maka akan timbul kepuasan kerja pada
karyawan.
2.
Pekerjaan itu sendiri
Pekerjaan
yang dilakukan kadang-kadang dapat menimbulkan kebosanan/stress atau
biasa-biasa saja bahkan bisa jadi pekerjaan itu sulit dilakukan dan terlalu
menuntut ketahanan fisik sehingga dapat menimbulkan kejenuhan dan kebosanan.
Sementara
pengukuran terhadap kepuasan kerja yang dilakukan (Testa, 2008) dalam penelitiannya dibagi
menjadi tiga bagian :
a)
Hal-hal yang berhubungan dengan
pekerjaan seperti visi dan tujuan, keadilan kebijakan perusahaan, kepedulian
perusahaan terhadap karyawan
b)
Hal-hal yang berhubungan dengan atasan
seperti usaha atasan dalam memotivasi karyawan, metode yang digunakan dalam
mengkritik , cara atasan memberikan contoh dalam melakukan pekerjaan
c)
Hal-hal yang berhubungan dengan
fasilitas pada lingkungan kerja .
Menurut
pendapat Sherman Bohlander C (1988) menyatakan bahwa kondisi kerja yang
kondusif adalah
a)
Pekerjaan yang menantang dan bisa
dicapai dengan sukses
b)
Tidak terlalu melelahkan fisik
c)
Percaya diri yang tinggi
d) Ketertarikan secara personal terhadap
pekerjaan
e)
Kondisi kerja yang memenuhi kebutuhan
fisik dan memudahkan meraih prestasi sesuai sasaran yang dicapai
f)
Penghargaan bagi kinerja yang sejalan
dengan aspirasi
g)
Hal-hal lain dalam pekerjaan yang
membantu karyawan mendapatkan nilai (promosi, pekerjaan dan gaji)
No comments:
Post a Comment