Kontrak
psikologis adalah suatu kumpulan harapan-harapan tidak tertulis yang ada dalam
diri setiap individu dalam organisasi (tanpa memandang hirarki jabatan) yang
selalu ada sepanjang individu tersebut ada dalam organisasi tersebut. Kunci
dari kontrak psikologis adalah mutualitas diantara individu dengan individu,
maupun individu dengan organisasi, mutualitas ini muncul dan hanya terjadi jika
masing-masing dari pihak yang berkepentingan memiliki tujuan yang ingin
dicapainya dan mereka yakin bisa mencapainya, dan untuk menyeimbangkan kontrak
psikologis tersebut kedua belah pihak yang berkepentingan harus merasa bahwa
mutualitas ini akan menghasilkan sesuatu yang bernilai (Anoraga, 2005)
Kontrak
psikologis sebagai kontrak informal tidak tertulis yang terdiri dari ekspektasi
karyawan dan atasannya mengenai hubungan kerja yang bersifat timbal balik.
Artinya, kontrak psikologis muncul ketika karyawan menyakini bahwa kewajiban
perusahaan pada karyawan akan sebanding dengan kewajiban yang diberikan
karyawan kepada perusahaan sebagai contoh karyawan berkeyakinan bahwa
perusahaan akan menyediakan keamanan kerja dan kesempatan promosi dan berkomitmen
terhadap perusahaan (Amstrong, 2004).
Selanjutnya
Rousseau (dalam Conway dan Briner, 2005) mengemukakan bahwa kontrak psikologis
merupakan keyakinan individu, yang dibentuk dari organisasi, keyakinan tersebut
mengacu pada persetujuan antara individu dan organisasinya. Sedangkan Menurut
Herriot dan Pemberton (dalam Conway dan Briner, 2005) kontrak psikologis
merupakan persepsi organisasi dan individu tentang kewajiban masing-masing
pihak yang terbentuk secara tidak langsung dalam hubungan kerja. Kotler (dalam
Conway dan Briner, 2005) menjelaskan bahwa kontrak psikologis merupakan sebuah
kontrak yang bersifat implisit antara seorang individu dan organisasinya yang
menspesifikkan pada apa yang masing-masing harapkan satu sama lain untuk saling
memberi dan menerima dalam suatu hubungan kerja.
No comments:
Post a Comment