Perkataan stress berasal dari bahasa latin
Stingere, yang digunakan pada abad XVII untuk menggambarkan kesukaran,
penderitaan dan kemalangan. “Stress adalah ketegangan atas tekanan emosional yang dialami sesesorang
yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar, hambatan-hambatan, dan
adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran
dan kondisi fisik seseorang” Hariandja (2002:303)
Menurut Szilagyi yang diacu Gitosudarmono dan
Sudita (2010) stres adalah pengalaman yang bersifat internal yang menciptakan
adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis dalam diri seseorang sebagai akibat
dari faktor lingkungan eksternal, organisasi atau orang lain. Menurut Menurut
Handoko (2010) stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,
proses berpikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri
para karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu
pelaksanaan kerja mereka yang menyangkut baik kesehatan fisik maupun kesehatan
mental.
Menurut Arep dan Tanjung (2003) stres adalah
suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
seseorang. Orang yang mengalami stres menjadi tegang dan merasakan kekhawatiran
kronis sehingga mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat relaks
atau memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif. Sedangkan dalam Mangkunegara
(2008) menyatakan bahwa “Perasaan
tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stress kerja ini
tampak dari simptom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang,
suka menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks,
cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami gangguan
pencernaan” “ Kondisi yang muncul dari interaksi antara manusia dan pekerjaan
serta dikarakteristikkan oleh perubahan manusia yang memaksa mereka untuk
menyimpang dari fungsi normal mereka” (Molan; 2006:).
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui
bahwa stress adalah respons adaptif terhadap situasi eksternal yang
menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku pada anggota
organisasi. Kesimpulan di atas menunjukan adanya kondisi tertentu dalam
lingkungan yang merupakan sumber potensial bagi munculnya stres. Bagaimana
bentuk stress yang dihayati tergantung dari karakteristik yang unik dari
individu yang bersangkutan serta penghayatannya tehadap faktor-faktor dari
lingkungan yang potensial memunculkan stress padanya, walaupun hampir setiap kelompok
orang dihadapkan pada jenis atau kondisi stress yang serupa, tetapi hal ini
akan menghasilkan reaksi yang berbeda, bahkan dalam menghadapi jenis stress
atau kondisi yang sama setiap individu dapat berbeda-beda pola reaksinya.
No comments:
Post a Comment