Mowday
et al. (2002), secara khusus membedakan komitmen dari kepuasan kerja dengan
mendefinisikan komitmen sebagai sebuah respon kuat untuk mempercayai organisasi
dan kepuasan kerja sebagai sebuah respon dari pengalaman dalam tugas-tugas
kerja tertentu. Dengan demikian disimpulkan bahwa komitmen menekankan keyakinan
pada organisasi, termasuk tujuan dan nilai yang dianutnya. Sementara kepuasan
menekankan lingkungan tugas tertentu di mana seorang pekerja melakukan
tugasnya.
Kepuasan
kerja menurut Robbins (2006) adalah suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang,
selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dengan banyaknya
yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Kepuasaan kerja merupakan penilaian,
perasaan atau sikap pegawai terhadap pekerjaannya yang berhubungan dengan lingkungan
kerja, jenis pekerjaan, kompensasi, hubungan antar teman sekerja, hubungan sosial
di tempat kerja dan sebagainya (Koesmono, 2005) sehingga dapat dinyatakan bahwa
kepuasaan kerja adalah hasil dipenuhinya beberapa keinginan dan kebutuhan
melalui kegiatan bekerja.
Kepuasan
kerja merupakan bentuk perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, situasi kerja
dan hubungan dengan rekan kerja. Dengan demikian kepuasan kerja merupakan
sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh seorang karyawan, dimana mereka dapat
berinteraksi dengan lingkungan kerjanya sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan
dengan baik dan sesuai dengan tujuan perusahaan. Menurut Handoko(2000:193)
”Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan bagaimana para karyawan memandang pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya
No comments:
Post a Comment