Ada
5 dimensi kepuasan kerja, yaitu;
1.
gaji; jumlah gaji atau
upah yang diterima dan kelayakan imbalan tersebut
Menurut Jiwo Wungu dan
Hartanto Brotoharsojo (2003: 86), gaji atau salary adalah komponen imbalan jasa
atau penghasilan yang pemberiannya didasarkan pada berat ringannya tugas
jabatan yang diduduki oleh pegawai. Gaji merupakan komponen penghasilan utama
yang langsung berkaitan dengan jabatan atau direct compensation dan dalam
penentuan berat ringannya tugas jabatan dilingkup
perusahaan memerlukan kajian mendalam melalui kegiatan penilaian jabatan (job
evaluation).
2.
pekerjaan; tingkat
hingga di mana tugas-tugas pekerjaan dianggap menarik dan memberikan peluang
untuk belajar dan menerima tanggung jawab; Pekerjaan yang memberikan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan minat dan ketertarikan karyawan seperti yang
mereka inginkan cenderung lebih dapat mamberikan kepuasan bagi mereka daripada
pekerjaan yang memberikan tugas dan tanggung jawab yang tidak sesuai dengan hal
tersebut. Pengaruh faktor pekerjaan itu sendiri terhadap kinerja karyawan
dinyatakan oleh Kuswandi (2004), bahwa orang akan bekerja lebih untuk apa yang
disukai dan kurang untuk apa yang kurang disukai, sehingga orang yang menyukai
pekerjaannya akan lebih produktif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
karyawan yang menyenangi pekerjaannya akan lebih produktif daripada karyawan
yang tidak menyukai pekerjaannya.
3.
promosi; tersedianya
peluang-peluang untuk mencapai kemajuan dalam jabatan; Promosi berarti penaikan jabatan, menerima
kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar dari kekuasaan dan tanggung jawab
sebelumnya (Manullang, 2004). Promosi merupakan salah satu motivasi bagi para
karyawan untuk menunjukan prestasi-prestasi yang lebih besar. Menurut Jiwo
Wungu dan Hartanto Broto Harsojo (2003), promosi adalah perpindahan seorang
pegawai dari satu jabatan lain yang lebih tinggi dari segi penghasilan, fungsi
dan tugas, tanggung jawab, persyaratan jabatan ataupun level organisasi.
4.
supervisor yaitu kemampuan
supervisor untuk menunjukkan perhatian terhadap karyawan; Bagus Andrianto
(2001), menyatakan bahwa sebagian besar karyawan mengharapkan sikap pimpinan
sebagai teman dan bersahabat, memberikan penghargaan atas pakerjaan, bijaksana
dalam bertindak, mendorong bawahan untuk maju, mendengar pendapat bawahan dan
memberi perhatian secara pribadi kepada karyawan. Kepuasan kerja akan meningkat
apabila atasan dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan
supervisi untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan terhadap pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab para bawahan merupakan satu faktor penting bagi kepuasan
karyawan (Khairul, 2001: 23)
5.
rekan sekerja; tingkat
hingga di mana para rekan sekerja bersikap bersahabat dan kompeten (Strauss dan
Sayler, 2006). Kepuasan kerja karyawan dapat meningkat apabila didukung oleh
rekan sekerja yang ramah dan mendukung. Bagi banyak orang, bekerja juga dapat
mengisi kebutuhan akan interaksi sosial, hal ini disebabkan mereka ingin
mendapatkan lebih daripada uang atau prestasi yang berwujud dalam kerja
(Ermono, 2001). Khairul Bahrun (2002, berpendapat bahwa rekan kerja yang secara
sosial dapat mendukung tugas-tugas rekan kerja lainnya dan cakap secara teknis
menurut pandangan rekan kerjanya merupakan salah satu faktor penting bagi
terciptanya kepuasan kerja karyawan. Para karyawan cenderung lebih terpuaskan
apabila memiliki rekan kerja yang dapat bekerja sama dengan mereka. Pengaruh
faktor rekan kerja terhadap kinerja karyawan dinyatakan oleh Muhammad Rukhyat
Noor (2001), bahwa faktor rekan kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja
karyawan yang dapat bekerja sama dan menyesuaikan diri dengan rekan kerjanya
akan lebih produktif dari pada karyawan yang tidak dapat melakukannya
No comments:
Post a Comment